Cari
Surat Pernyataan Persetujuan Pembagian Harta Warisan adalah dokumen tertulis yang berisi kesepakatan dari ahli waris untuk membagi harta warisan yang ditinggalkan oleh almarhum/almarhumah. Dokumen ini menjelaskan secara jelas dan rinci pembagian harta warisan tersebut serta menjadi bukti persetujuan dari semua pihak yang berhak menerima bagian dalam warisan tersebut.
[Tempat dan tanggal]
Kepada Yth,
[Bapak/Ibu/Nama Lengkap]
Dengan hormat,
Dalam hal ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap: [Nama Lengkap]
Alamat: [Alamat Lengkap]
Nomor KTP: [Nomor KTP]
Nomor Telepon: [Nomor Telepon]
Dengan ini, saya menyatakan persetujuan terhadap pembagian harta warisan orang tua saya yang telah meninggal dunia, yaitu:
Nama Almarhum/a: [Nama Almarhum/a]
Tanggal Wafat: [Tanggal Wafat]
Saya menyadari bahwa sebagai ahli waris, saya memiliki hak dan kepentingan dalam pembagian warisan yang adil dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, saya menyetujui dan memberikan kuasa kepada ketua keluarga atau pengurus warisan untuk mengatur dan melaksanakan pembagian harta warisan tersebut.
Saya juga menegaskan bahwa saya akan menerima pembagian harta warisan sesuai dengan putusan yang telah diambil oleh keluarga kami. Saya tidak akan ada alasan untuk menuntut atau mempertanyakan pembagian tersebut di kemudian hari.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sepenuh kesadaran dan tanpa tekanan dari pihak manapun. Saya siap untuk melaksanakan segala kewajiban dan tanggung jawab sebagai ahli waris dengan penuh tanggung jawab dan rasa keadilan.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
[Nama Lengkap]
Dalam membuat Surat Pernyataan Persetujuan Pembagian Harta Warisan, hal yang perlu diperhatikan adalah menyebutkan dengan jelas dan rinci aset-aset yang akan dibagi, menentukan jumlah pembagian yang adil dan setuju atas pembagian tersebut serta mencantumkan tanda tangan dari semua pihak yang terlibat.
Dalam membuat Surat Pernyataan Persetujuan Pembagian Harta Warisan, sebaiknya dihindari penggunaan frasa atau kalimat ambigu yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda, mengabaikan kepentingan pihak lain yang berhak mendapatkan bagian dalam warisan, serta mengabaikan ketentuan hukum yang berlaku terkait pembagian harta warisan.
